Laman

Sabtu, 24 September 2011

[Mayapada Prana] Puisi Perang Pemikiran

Oleh : Ferry Djajaprana  

Ya Allah,
Semerbak dunia begitu harum..
Keindahannya sungguh menawan kalbuku..
Dunia ini begitu mempersona..
Dunia ini memang sungguh memabukkan..

Akal adalah sang penguasa tubuhku..
Akal penguasa dunia dan peradabannya
Banyak manusia mengagungkannya
Dan bertekuk lutut padanya..

Hidup adalah perjalanan
Terkadang lurus,
terkadang berkelok
Sekali waktu dia mendaki
Dan ada juga yang terjal

Demikian juga pemikiran
Ada yang lurus ada juga yang 'tersesat'
Begitu banyak 'kebenaran' yang Engkau sajikan
Aku bingung...
Tak bisa memilih di antaranya

Alam yang kau sajikan beraneka warna
Ada yang fisik, ada pula yang metafisik
Ada yang ragawi ada juga yang rohani
Ada yang terindra ada juga yang fatamorgana
Pilihan yang kau berika beraneka warna

-o0o-

Pendulum waktu terus bergerak
Teori kebenaran yang diwarisi nenek moyang mulai memudar
Alam materi semakin nampak
Alam nonmateri tercampakkan

Dunia semakin nyata Akheratpun lupa...
Dunia ini memang ciptaan-Mu
Dunia ini sangat mempersona..
Kau manjakan aku dengan keindahannya
Membuat aku lupa segalanya..
Lupa akan Diri-Mu ya Allah..
Lupa bersyukur akan karunia-Mu

Kebebasan memilih yang Engkau berikan
Membuat aku mabuk tak terkira
Lupa terbatasnya usia
Liang kubur sudah terbuka
Siksa neraka balasannya..

Nafsu bukanlah pimpinan diri ini..
Akal bukanlah panglimanya
Pimpinan kita ada di dalam diri ini
Dialah Sang Hati Markas kebesaran Ilahi

Tengoklah ke dalam
Bangkitkan jiwa
Sadarkan bahwa manusia adalah Khalifah-Nya

Wahai saudaraku,
Bangkitkanlah diri ini..
Reformasikan pikiran
Gunakan ilmu
Jadikan senjata
Jadikan pelita
Sebagai bekal diri
Menuju Sang Pencipta...

Jakarta, 4 September 2009
Sehari setelah gempa di Tasikmalaya..

[Mayapada Prana] Puisi Perang Pemikiran

Oleh : Ferry Djajaprana


Ya Allah,  Semerbak dunia begitu harum..  Keindahannya sungguh menawan kalbuku..  Dunia ini begitu mempersona..  Dunia ini memang sungguh memabukkan..   Akal adalah sang penguasa tubuhku..  Akal penguasa dunia dan peradabannya  Banyak manusia mengagungkannya  Dan bertekuk lutut padanya..   Hidup adalah perjalanan  Terkadang lurus, terkadang berkelok  Sekali waktu dia mendaki  Dan ada juga yang terjal   Demikian juga pemikiran  Ada yang lurus ada juga yang 'tersesat'  Begitu banyak 'kebenaran' yang Engkau sajikan  Aku bingung...  Tak bisa memilih di antaranya   Alam yang kau sajikan beraneka warna  Ada yang fisik, ada pula yang metafisik  Ada yang ragawi ada juga yang rohani  Ada yang terindra ada juga yang fatamorgana  Pilihan yang kau berika beraneka warna  -o0o-   Pendulum waktu terus bergerak  Teori kebenaran yang diwarisi nenek moyang mulai memudar  Alam materi semakin nampak  Alam nonmateri tercampakkan  Dunia semakin nyata  Akheratpun lupa...   Dunia ini memang ciptaan-Mu  Dunia ini sangat mempersona..  Kau manjakan aku dengan keindahannya  Membuat aku lupa segalanya..  Lupa akan Diri-Mu ya Allah..  Lupa bersyukur akan karunia-Mu   Kebebasan memilih yang Engkau berikan  Membuat aku mabuk tak terkira  Lupa terbatasnya usia  Liang kubur sudah terbuka  Siksa neraka balasannya..   Nafsu bukanlah pimpinan diri ini..  Akal bukanlah panglimanya  Pimpinan kita ada di dalam diri ini  Dialah Sang Hati  Markas kebesaran Ilahi   Tengoklah ke dalam  Bangkitkan jiwa  Sadarkan bahwa manusia adalah Khalifah-Nya   Wahai saudaraku,  Bangkitkanlah diri ini..  Reformasikan pikiran  Gunakan ilmu  Jadikan senjata  Jadikan pelita  Sebagai bekal diri  Menuju Sang Pencipta...    Jakarta, 4 September 2009  Sehari setelah gempa di Tasikmalaya..

Jumat, 23 September 2011

Jalan Para Peminang Bidadari



Alam Bebas Membentuk Nilai-nilai di sanalah kehidupan para pejuang.

Mereka bilang jalan-jalan.

Lebih dari itu ku yakini ini adalah sebuah persiapan.

Persiapan untuk sebuah perjalanan.

Persiapan yang sampai pada titik mana aku berhenti tak pernah aku pikirkan.

Karena persiapan adalah sebuah proses, dan proses tak kan pernah aku biarkan ia terhenti di perjalanan.

Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Ankabut: 20)

Alam bebas, di sanalah kau menyadari siapa dirimu sebenarnya dan siapa sebenarnya kawanmu serta kau akan menyadari siapakah Allah

Menyalurkan hobi dan senang-senang saja kau.

Ini bukanlah sekedar hobi atau senang-senang saja kawan,

Ini adalah sebuah persiapan…

Persiapan untuk meninggalkan dunia yang penuh dengan kesenangan-kesenangan yang semu.

Persiapan untuk menunjukkan keberartian tulang-tulang berserakan ini di hadapan Rabbnya.

Persiapan yang ku lakukan dengan kebahagiaan menjalankannya.

Kalau lah ini semua untuk jalan-jalan saja atau sekedar menyalurkan hobi bermain di alam, maka saksikanlah bahwa kau takkan melihat ku berlama-lama di sini.

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, “Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu”, tetapi katakanlah, “Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya.” Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: “andaikata” dan “jikalau” membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan.” (HR. Muslim)

Dibutuhkan lebih banyak KEBERANIAN untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata, Tetapi dibutuhkan lebih banyak KETABAHAN untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung Yang tinggi (Ipala).

Ya, saya yakini ini adalah persiapan, persiapan yang mungkin tak ada ujung hingga aku lah yang paling layak dan pantas berada di barisan terdepan menjemput bidadari menggapai surga, bersama Rasulullah bertemu dengan Allah.

Inilah jalan yang ku tempuh.

Jalannya para pejuang yang tidak semua orang senang mengikutinya.

Jalan yang berliku penuh rintangan dan ancaman.

Jalannya para pejuang yang rindu bertemu Rabbnya.

Jalan para peminang bidadari.

Kematian.. Kita yang merencanakan, Allah yang menentukan. Oleh karenanya, rencanakanlah kematian yang indah, kematian orang-orang yang rindu bertemu Rabbnya, Sehingga Allah tak sungkan menyambut kerinduan tersebut dan menetapkan kematian indah yang diinginkan setiap muslim

“Sesungguhnya, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur`an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 111)

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mati dan dirinya tidak pernah berjihad dan tidak pernah meletakkan dalam dirinya keinginan untuk berjihad maka dia mati dalam cabang kemunafikan.“ (Hadits Riwayat Imam Muslim)

Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi. Ya Allah kubersimpuh di hadapan-Mu dan kupanjatkan Doa: “Ya Rabb Wafatkanlah aku di medan Jihad atau di medan Dakwah atau dengan selemah-lemahnya aku, wafatkanlah aku dalam husnul khatimah”, aamiin.

Rabu, 21 September 2011

Jerit Jundi Kecil dari Bumi Gaza


Ayah, kata mereka engkau penjahat

Walau sebenarnya engkau bukanlah penjahat

Ayah, mengapa mereka jauhkan aku darimu??!!

Mereka membawamu tanpa memberi kesempatan kau untuk menciumku

Atau mengusap air mata ibu…

Ibu, aku melihat air mata di kelopak matamu setiap pagi

Apakah Palestina tidak berhak diberi pengorbanan?

Setiap hari aku bertanya kepada matahari

Ibu, apakah ayah akan kembali pada suatu hari?

Ataukah dia akan pergi selamanya sampai hari Kiamat?

Tanpa dapat mengusap air mata ibu yang terus menetes setiap hari…

Ayah, di manakah engkau??

Oooh… bayi-bayi yang terjajah

Hari raya silih berganti

Bayi-bayi terus terlahir

Para syuhada berguguran

Tapi ayah masih dibelenggu di balik jeruji besi

Dalam sel sempit yang tak layak dihuni oleh budak!

Kapan hari kemenangan dan kehancuran penjara-penjara itu?

Malulah kalian… malulah kalian… malulah kalian…

Aku ingin ayah pulang…

*terinspirasi dari film dokumenter kebiadaban kaum Yahudi

Edelweis,18 September 2011