Laman

Selasa, 17 Januari 2012

Baitul Maqdis dalam Catatan Sejarah; Meretas jalan Menuju 'Al-Quds Merdeka'

Baitul maqdis merupakan ibu kota negeri syam yang terbentang dari suriah sampai palestina. Negeri ini sudah ada sejak lama dan tidak diketahui kecuali Allah Swt. serta memiliki keutamaan sebagaimana yang digambarkan Allah dalam firmannya "dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia," (q.s al-anbiya':71). Keberkahan negeri ini terutama posisinya sebagai negeri yang subur dan para nabi yang diutus pun banyak dari tanah ini.

Negeri yang menyimpan sejarah penting bagi muslimin. Mulai dari nabi Adam as sampai pada khatimun al-anbiya' baginda rasulullah Saw. Peristiwa penting dan bersejarah yang merupakan titik awal dalam perintah shalat dari sang pemilik alam kepada sosok nabi Muhammad yang terlukis dalam peristiwa monumental isra dan mi'raj, serta diabadikan dalam al-Quran juga terjadi di sini. Al-Quds merupakan lambang kebesaran umat ini, dan ia menempati posisi yang sangat mulia di mata kaum muslimin.

Ada beberapa keutamaan dan sejarah penting yang dimiliki baitul maqdis. Diantaranya:

1. Tanah Wahyu dan Kenabian

banyak sejarah yang terukir di baitul maqdis. Nabi Isa AS, Dawud AS, dan Sulaiman AS dilahirkan, tumbuh, dan berdakwah di negeri ini. tempat pertemuan Nabi Muhammad saw. dengan seluruh nabi dalam melakukan shalat ketika peristiwa Isra Mi’raj, dan diabadikan dalam al-quran. Firman Allah : ”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.”(QS. Al-Isra': 1). Keberkahan yang dimaksud, karena di Syam-lah Allah mengutus banyak nabi dan rasul-Nya. Tempat berlangsungnya kisah-kisah yang ditunjukkan Al Qur’an. Dan di sana banyak para nabi dikuburkan. Sehingga daerah ini di kenal dengan sebutan muqaddas 'daerah yang suci. Secara ringkas, Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan kesucian tanah Syam ini sesuai riwayat Imam At-Tirmidzi dari shahabat Zaid bin Tsabit Al-Anshari RA yang menyatakan bahwa, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :

"Betapa diberkahinya Syam! Betapa diberkahinya Syam!"
Lalu orang-orang bertanya,’Bagaimana ia diberkahi wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab,"Para malaikat membentangkan sayapnya di atas Syam, dan para nabi telah membangun Baitul Maqdis (Al Quds).” Ibnu Abbas menambahkan bahwa Rasulullah bersabda, "Dan para nabi tinggal di Syam, dan tidak ada sejengkal pun kota Baitul Maqdis kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR. At-Tirmidzi)

2. Tanah Kiblat Pertama

Arah kiblat pertama bagi Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin paska Isra' dan mikraj adalah Baitul Maqdis (Al Quds), selama 16 bulan sampai Allah SWT menurunkan wahyu untuk mengubah arah kiblat ke arah Ka’bah. Firman-Nya:

”Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS. Al-Baqarah : 144).

3. Mesjid kedua yang pertama kali dibangun

Abu Dzar Al-Ghiffari ra. berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah saw., tentang masjid yang pertama dibangun bumi?’ Rasul menjawab: ‘Masjidil Haram.’ Saya meneruskan: ‘Setelahnya?’ Rasul menjawab: ‘Masjid Al-Aqsa.’ Saya bertanya: ‘Berapa rentang waktu antara keduanya?’ Rasul menjawab: ‘Empat puluh tahun.”

4. Masjid Al-Aqsha menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam dan merupakan satu dari tiga masjid yang direkomendasikan Nabi untuk dikunjungi

Dari Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidaklah diadakan perjalanan dengan sengaja kecuali ke tiga masjid : masjidku ini (di Madinah), Al Masjidil Haram (di Makkah), dan Al Masjid Al-Aqsha.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits yang lain, Abu Al-Darda` berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Sekali shalat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 shalat. Sekali shalat di Masjidku (di Madinah) sama dengan 1000 shalat. Dan sekali shalat di al Masjid Al-Aqhsa sama dengan 500 shalat.” (HR. At-Thabrani dan Al-Bazzar)

5. Tanah Ibu Kota Khilafah

sejak ribuan tahun yang lalu baitul maqdis sudah menjadi ibu kota negara khilafah islamiah. Mulai dari masa Thalut, Daud as., sampai pada masa keemasan yang dipimpi nabi sulaiman as. dan tanah ini juga yang nantinya akan menjadi ibu kota khilafah di masa yang akan datang. Dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW. Imam Ahmad meriwayatkan dari An-Nu’man bin Basyir bahwa Nabi SAW bersabda: "Telah datang suatu masa kenabian (nubuwwah) atas kehendak Allah kemudian berakhir. Setelah itu akan datang masa Khilafah Rasyidah sesuai dengan jalan kenabian, atas kehendak Allah, kemudian akan berakhir. Lalu, akan datang masa kekuasaan yang terdapat di dalamnya banyak kezhaliman (mulkan jabriyan), atas kehendak Allah, kemudian berakhir pula. Lantas, akan datang zamannya para diktator (mulkan ‘adhan), atas kehendak Allah, akan berakhir juga. Kemudian (terakhir), akan datang kembali masa Khilafah Rasyidah yang mengikuti jalan kenabian.’ Kemudian Nabi diam." (HR. Imam Ahmad dan Al-Bazzar)

Ibnu Asakir meriwayatkan dari Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Iraq, lalu di Madinah, lalu di Al-Quds (Baitul Maqdis). Jika ia (Khilafah) ada di Al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksanya (ibu kota) keluar dari sana (Al Quds), ia (Khilafah) tak akan kembali ke sana selamanya.”

6. Tanah Kesabaran dan Jihad

Pergolakan dan konflik yang terjadi pada hakikaknya sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Apa yang terjadi sekarang merupakan rentetan sejarah panjang al-quds dari masa dulu. Selama berabad-abad negeri syam berada di bawah payung Islam. Mulai dari pendirian oleh nabi Adam sa. sampai pada zaman ke emasan alquds pada masa nabi sulaiman as. di mana penduduknya adalah orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. dari bani Israil keturunan nabi Ya'qub. Perseteruan terjadi kala al-quds dinodai dan direbut oleh jalut bersama pasukannya dari tangan muslimin. Tidak sampai di situ semua rakyatnya diusir dari tanah kelahiran mereka. Tepat sebagaimana yang terjadi sekarang ini. Sampai akhirnya dibebaskan oleh seorang raja bernama thalut yang Allah menganugerahkan padanya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Dia mengajak bani israil berjihad fisabilillah untuk membebaskan baitul maqdis. Hal ini dikisahkan dalam Al-Quran,

"apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah", nabi mereka menjawab: "mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak berperang", mereka menjawab: "mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?", maka takkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim."
(QS. Al-Baqarah: 246).

Sungguh al-quds menjadi tempat bagi mereka yang bersabar dan mau berjihad di jalan-Nya. Dan mereka yang bersabarlah yang mampu berjihad untuk membebaskan al-quds dari penjajah, walau dengan jumlah sedikit. Bagaimana Thalut bersama sisa pasukannya yang taat pada perintah Allah dan sabar dalam menjalankan perintahnya terus maju walau mreka tahu kebanyakan dari kawan-kawan mereka mundur dari medan pertempuran. Namun sekelompok pasukan dengan jumlah kecil ternyata berkat izin dari-Nya mampu mengalahkan pasukan besar Jalut. "berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Alla berserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 249)

Sekian abad baitul maqdis dalam genggaman muslimin dan mereka menegakkan hukum Allah di sana. Namun seiring perputaran zaman, ternyata al-quds tidak selamanya di bawah naungan Negara Islam. Ini terjadi kala muslimin di sana semakin jauh dari ajaran Allah Swt., masyrakatnya tidak lagi mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim AS., tidak menyuruh kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar, sampai Allah memberi peringatan kepada mereka dengan terjadinya penguasaan baitul maqdis oleh imperium Romawi. Dan ketika itulah Nabi Isa As., diutus untuk meluruskan kembali umatnya yang sudah melanggar dari ketentuan Allah. Dengan harapan bisa membebaskan al-quds dari tangan romawi lewat nabi Isa AS, ternyata sebaliknya, umat dan rakyatnya ketka itu justru mengingkarinya. Mereka menikmati kemewahan hidup di bawah tangan penjajah romawi. Dan hanya sedikit dari mereka yang mengikui nabi Isa AS sampai beliau wafat.

Pembebasan Syam pada mada Rasulullah dan Sahabat

Belum usai. Ternyata Pertempuran demi pertempuran dalam mempertahankan dan merebut kembali baitul maqdis terus terjadi sampai diutusnya baginda Rasulullah Saw. Setelah wafatnya Nabi Isa AS sampai awal diutusnya baginda Rasulullah Saw. baitul maqdis masih dalam penjajahan Eropa (Romawi). Tercatat bahwa baitul maqdis berada dalam kekuasaan romawi selama tujuh abad. Mulai dari tahun 64 SM-637 M.

Dan tepat pada tahun 611 M baginda Rasullullah diperjalankan Allah dari Makkah menuju Majid Al-Aqsa yang dikenal dengan Isra dampai naik ke langit menghadap sang Pemilik semesta dalam peristiwa Mi'raj.

Berita akan jatuhnya baitul maqdis dari imperium Romawi ke tangan kaum muslimin kala rasulullah Saw, menghacurkan sebuah batu ketika penggalian parit di madinah dalam rangka menghadapi musyrikin dari makkah. Ketika itu Rasulullah datang dengan sebuah alat penggali lalu beliau berkata: "bismillah, kemudian beliau memukulnya dan berkata: "Allah Maha besar, sungguh telah diberikan kunci Syam kepada ku…."

Cita-cita agung untuk merebut kembali al-aqsha dari imperium romawi terus digerakkan rasulullah Saw. kepada sahabat sampai baitul maqdis berada dalam genggaman muslimin. Perjuangan ini terus berlangsung walau Rasulullah Saw., tidak lagi berada di samping para sahabat. Karena pembebasan dan pertarungan ini senantiasa terjadi sampai akhir zaman. Hal ini pula yang diingatkan Rasullullah kepada Mu'az pada suatu hari. Beliau bersabda:

“wahai Muadz! Allah Yang Maha Kuasa akan membuat kalian sanggup menaklukkan Syam, setelah kematianku, dari wilayah Al-Arisy sampai Efrat. Para lelaki dan wanitanya akan terus berjihad sampai Hari Kiamat. Siapa saja di antara kalian yang memilih tinggal perbatasan Syam atau Baitul Maqdis (Al-Quds) dia akan berada dalam keadaan berjihad sampai Hari Kiamat.”

Kisah kegigihan para sahabat dalam merebut baitul maqdis telah menunjukkan pada kita bahwa perjuangan mengembalikan al-aqsha senantiasa dikobarkan. Tepat pada tahun ke-8 H sebanyak tiga ribu pasukan yang dipimpin oleh zaid bin Haritsah bergerak menuju Balqa' salah satu wilayah Syam. Dan di sana sudah menanti bala tentara Romawi yang berjumlah dua ratus ribu di bawah pimpinan Herqel seorang kaisar romawi. Sampailah detik-detik yang menegangkan, di mana tiga ribu pasukan akan berhadapan sebuah kekuatan besar berjumlah dua ratus ribu pasukan. Lagi-lagi komitnen dan kesabaran kaum muslimin diuji. Di saat itu, sebagian sahabat meminta untuk memberitahukan Rasulullah bahwa musuh yang dihadapi sangat begitu banyak, dan harapan agar Rasul bisa mengirim tentara tambahan. Lalu seorang sahabat bernama Abdullah bin Rawahah memberikan semangat kepada seluruh pasukan sembari berkata:

”wahai kaum, demi Allah sungguh bagaimana bisa kalian membenci dari ini sedang kalian yang mengharapkannya. Bersaksilah bahwa kita tidak berperang karena jumlah tidak karena kekuatan, dan tidak juga karena banyaknya pasukan. Kita tidak berperang melawan mereka kecuali atas nama Islam yang Allah telah memuliakan kita karena Islam. Berangkatlah, berjihadlah. Sesungguhnya hanya ada satu pilihan bagi kita, menang atau syahid.”

Dengan segera para pasukan mendengar seruan ini, dan mereka bangkit melawan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya walau dengan jumlah yang tidak seimbang. Dalam pertempuran itu, panglima perang Islam zaid bin Haritsah syahid dan diganti oleh panglima kedua ja'far bin abi thalib sampai akhirnya panglima kedua ini juga gugur syahid, sambil berucap: "alangkah baiknya surga. Dekatilah, sesungguhnya di dalamnya terdapat segala kebaikan dan minuman yang menyejukkan. Dan Romawi, sungguh akan tiba azab bagi mereka. Orang-orang kafir itu sungguh jauh dari keindahan surga."

Tonggak kepimpinan diserahkan kepada panglima Islam yang ke tiga Abdullah bin rawahah dan ternyata beliau juga menyusul kedua sahabatnya yang sudah syahid. Dan akhirnya pasukan Islam dipegang oleh Khalid bin Walid. Rasulullah sendiri pernah mendoakannya: "wahai Tuhanku, sesungguh dia adalah pedang dari pedang-pedang-Mu. Engkaulah yang memenangkannya."

Begitulah sejarah panjang para sahabat bersama Rasulullah dalam rangka merebut dan membebaskan baitul maqdis dari tangan Romawi. Perjuangan panjang dan melelahkan, sampai pada masa kepemimpinan Khalifah kedua Umar bin Al-Khaththab RA, Al-Quds ditaklukkan oleh pasukan Islam (638 M). setelah tujuh abad di bawah penjajahan Roma, berkat kesabaran dan keberanian serta pertolongan dari-Nya, al-quds kembali ke tangan kaum muslimin sampai pada periode kekhalifahan selanjutnya.

Benar apa yang disabdakan Rasulullah. Perjuangan mempertahankan al-quds senantiasa berkobar sampai hari kiamat. Perjuangan yang digerakkan dengan semangat jihad, di bawah bendera Islam. Imam Ahmad dalam Musnad-nya bahwa Abu Umamah Al-Bahili meriwayatkan Nabi Muhammad Saw. bersabda:

“Sebuah kelompok dari umatku akan selalu menegakkan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang-orang yang menyalahi dan berbeda pendapat dengan mereka, sampai datang keputusan Allah atas mereka.’ Mereka bertanya,”Wahai Rasulullah, di manakah mereka ?’ Nabi menjawab, ”Di Baitul Maqdis dan di sekitarnya.” (HR Ahmad)

Konspirasi Salibis dan Zionis merebut baitul maqdis

Kaum salibis eropa bersama pendukungnya dari arab tidak pernah diam untuk terus menguasai dan merebut kembali al-quds dari umat Islam. Ketika kaum muslimin di bawah payung khalifah abbasiah, konspirasi untuk menguasai al-quds oleh kaum salibis eropa terus ditingkat. Usaha yang digalang oleh kristen-eropa tidak sia-sia, sehingga meletuslah perang salib. Perang yang dikobarkan para pemimpin eropa untuk merebut kota suci. Dan pada tahun 1099 M tentara salib merebut Baitul Maqdis dari tangan umat Islam serta membunuh semua penduduknya. Pendudukan kota suci berlangsung selama 90 tahun. Perjuangan untuk merebut kembali al-quds terus dikobarkan oleh pemimpin Islam ketika itu. Sampai panglima besar Salahuddin Al-Ayyubi mampu membebaskan baitul maqdis dari tentara salib pada tahun 1187.

Setelah runtuh kekhalifahan Abbasiah di Baqdad. Kini baitul maqdis di bawah kekuasaan kekhalifahan Turki Usmani. Persekongkolan kembali dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk merebut al-quds. Sampai suatu ketika tokoh legendaris yahudi Teodore Herzl yang dikenal dengan prokolatnya menemui sultan Abdul Hamid II untuk membujuk dan merayu agar mau memberikan tanah palestina dan al-quds kepada Yahudi. Tidak tanggung-tanggung, tokoh yahudi ini menawarkan kekayaan, emas, uang dan segalanya sebagai imbalan, al-quds diberikan kepada mereka. Sultan menjawab tawaran murahan ini dengan tegas: "jangannkan 150 juta pound sterling emar yang kau berikan, seluruh dunia pun saya tidak akan melepaskannya. Dia bukan milikku, tapi punya umat Islam. Saya tidak berhak memberikan kepada kalian. Jika kalian tetap memaksa, maka langkahi dulu mayat saya."

Dan ternyata konspirasi Yahudi-Salibis yang dibantu antek-antek mereka berhasil menggulingkan khilafah Turki Usmani pada tahun 1924. seterusnya al-quds menjadi tanah jajahan Inggris yang kemudian diserahkan secara sepihak kepada Yahudi. Dan sebelum jatuhnya kekalifahan, Inggris telah menetapkan tanah palestina untuk Yahudi dalam deklarasi Balfour pada tahun 1917. dan tanggal 3 mai 1948 negara yahudi resmi berdiri. Sejak saat itu sampai sekarang baitul maqdis dan palestina masih dalam genggaman zionis Israel. Pengdeklerasian negara baru ini di atas tanah umat Islam disambut dengan seruan perang oleh sejumlah negara arab menghadapi negara yang baru berdiri ini (Israel). Dan ternyata Israel dengan dukungan dari negara-negara Barat berhasil mengalahkan gabungan negara Arab ketika itu. Bahkan tanah jajahan Israel kini semakin luas. Dataran tinggi golan milik suriah dan dataran Sinai milik Mesir dikuasai oleh Israel, serta al-quds secara penuh dalam genggaman Yahudi sampai sekarang.

Sejarah Penodaan dan penindasan

Rencana jahat dari kelompok ultranasionalis Yahudi untuk menodai Masjid Al-Aqsha bukanlah hal pertama kalinya dilakukan. Sudah hampir 40 tahun upaya jahat itu dilakukan. Penyerangan dan penodaan tersebut dimulai sejak dari tahun 1967. Pada 7 Juni 1967, pemerintah kolonial Israel, setelah menjajah bagian timur kota Al-Quds, serta merampas kunci-kunci pintu barat (Masjid Al-Aqsha) dan sampai sekarang belum dikembalikan. Pada 21 Agustus 1969, seorang teroris Yahudi, Danis Rohan, merangsek masuk ke halaman Masjid Al-Aqsha dan berhasil mencapai mihrab (tempat imam shalat) lalu membakarnya dalam upayanya menghancurkan masjid suci tersebut. Api itu sempat menjalar ke penjuru halaman lainnya, namun rakyat Palestina berhasil memadamkannya hingga tidak sampai meluas ke mana-mana. Ketika itu kesadaran umat Islam bangkit dan mereka lalu mengadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) pertama di Rabat, Maroko, September 1969. Saat itulah diresmikan berdirinya Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang kini beranggotakan 54 negara.

Selanjutnya pada 14 Agustus 1979, Kelompok radikal Yahudi, Ghorshon Salamon, berusaha merangsek Masjid Al-Aqsha, namun upayanya ini gagal. Kemudian seorang radikal lainnya, Mair Kahana bersama kelompoknya kembali berusaha merangsek masjid dan didukung oleh aparat polisi dalam jumlah besar. Namun ada lebih dari 20 ribu penduduk Palestina menghadang upaya tersebut dan terlibat bentrokan sengit antara mereka dengan polisi zionis demi menjaga kesucian masjid. Tidak dipungkiri Selama bentrokan tersebut, ada puluhan warga muslim yang terluka.

Pada 19 April 1980, para pendeta Yahudi mengadakan kongres di Al-Quds (terjajah) merencanakan untuk menguasai Masjid Al-Aqsha. Selanjutnya, 28 Agustus 1981, pihak pemerintah zionis Israel menggali terowongan di bawah halaman masjid. Pada 20 Maret 1982, para kelompok radikal Yahudi menggunakan kesempatan keputusan konferensi para pendeta Yahudi pertama dengan mengirimkan surat ancaman dalam berbagai bahasa, Ibrani, Inggris, Spanyol dan lainnya kepada para pejabat kementrian Waqaf Islam. Mereka meminta Waqaf Islam untuk meninggalkan Masjid Al-Aqsha. 20 Mei 1982, pejabat di Waqaf Islam menerima surat ancaman melalui pos dari kelompok-kelompok radikal Yahudi yang memintanya agar mengizinkan orang-orang Yahudi menunaikan ritualnya di Masjid Al-Aqsha. Jika tidak, mereka akan diancam dibunuh. Tanggal 11 April 1982, seorang teroris bernama, Goldman, dan salah satu anggota militer Israel merangsek masuk ke halaman masjid lewat pintu Al-Ghawanemah. Lalu melepaskan tembakan, secara serampangan, ke arah jamaah shalat hingga mengakibatkan sejumlah penduduk Palestina gugur syahid seketika dan 60 lainnya luka-luka. Setelah itu, Goldman merangsek ke Masjid Qubbah Shakhra dan mengancam akan merobohkannya. Akan tetapi upaya 'teroris' zionis itu digagalkan oleh penduduk Palestina.


20 Januari 1983

, organisasi-organisasi Yahudi Amerika menggalang dana untuk pendirian haikal di atas reruntuhan Al-Aqsha dengan membuat dompet-dompet peduli. Tanggal 26 Mei 1983, pintu utama bangunan Kementrian Waqaf Islam roboh akibat zionis Israel menggali terowongan sepanjang 3 meter. Pada 21 Agustus 1985, kepolisian penjajah Israel akan mengizinkan orang-orang Yahudi radikal untuk menunaikan kegiatan agamanya di Masjid Al-Aqsha jika ada 10 orang yang memintanya. Selanjutnya pada 4 Agustus 1986, sejumlah pendeta Yahudi menyelengarakan konferensi khusus yang kemudian memutuskan untuk mengizinkan kepada orang-orang Yahudi menunaikan ritual agamanya di Masjid Al-Aqsha. Mereka juga memutuskan untuk membangun sinagog Yahudi di halaman masjid suci tersebut. Dan terjadi tindakan represif aparat polisi Israel terhadap aksi unjuk rasa yang dilakukan selepas Shalat Jumat pada 12 Mei 1988. Akibatnya, ada lebih dari 100 jamaah shalat menjadi korban luka-luka. 2 Juli 1988, departemen Agama Israel menggali terowongan di dekat pintu Al-Ghawanemah. Dan pada tanggal yang sama Mahkamah Agung Israel memutuskan untuk mengizinkan kepada para kelompok radikal Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsha dan menunaikan ritual agamanya di halaman masjid. Hal ini menggambarkan dukungan resmi Israel kepada aksi-aksi penindasan terhadap Masjid Al-Aqsha.


Pada 27 Juli 1996

kelompok Yahudi yang menamakan dirinya dengan sebutan 'Penjaga Haikal' merangsek halaman Masjid Al-Aqsha dengan kawalan dari militer zionis Israel. 25 September 1996, terowongan digali di bawah masjid dan selanjutnya, pada 13 Mei 1998, sejumlah pemukim Yahudi melakukan tindakan jahat baru terhadap Masjid Al-Aqsha dengan membakar salah satu pintu utamanya. Dan bagian-bagian pintu tersebut memang sudah hancur. Dan 10 Agustus 1999, pihak pemerintah kolonial Israel, dibawah gelap malam, melakukan penutupan terhadap jendela dinding Masjid Al-Aqsha di bagian selatan, yang menyebabkan penerangan masjid menjadi gelap.

Kemudian pada 10 April 2005 kelompok garis keras Yahudi berencana mengepung dan menyerang Masjid Al-Aqsha. Tepat pada jam setengah delapan pagi (waktu setempat), kelompok garis keras mulai memadati kompleks Masjid Al-Aqsha dengan ribuan pendukung yang fanatik. Namun di dalam kompleks sendiri, telah bersiaga siaga puluhan ribu warga Muslim Palestina yang siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan terburuk bagi masjid yang suci itu. Bahkan mereka siap untuk mati syahid demi membela kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsha. Dan usaha penghancuran baitul maqdis kembali dilakukan pada 6 Pebruari 2007, rezim zions melakukan penggalian dan menghancurkan jembatan kayu yang menuju Pintu Maghariba-satu dari 14 pintu gerbang Masjid al-Aqsha.

Al-aqsha memang tidak pernah diam dari segala pertarungan dan konflik. Ia menjadi simbol suci bagi umat Islam dan kaum muslimin dunia. Mulai zaman nabi Adam sampai akhir zaman. Benar apa yang disabdakan Rasulullah 14 abad yang lalu: " wahai Muadz! Allah Yang Maha Kuasa akan membuat kalian sanggup menaklukkan Syam, setelah kematianku, dari wilayah Al-Arisy sampai Efrat. Para lelaki dan wanitanya akan terus berjihad sampai Hari Kiamat. Siapa saja di antara kalian yang memilih tinggal perbatasan Syam atau Baitul Maqdis (Al-Quds) dia akan berada dalam keadaan berjihad sampai Hari Kiamat.”

Ya, pertarungan abadi antara pembela kebenaran dengan pendukung kebathilan. Baitul maqdis akan menjadi saksi terhadap perjuangan rakyat palestina dan semua kaum muslimin dalam usaha membebaskan dari tangan kotor zionis-salibis dunia. Perjuangan tidak akan berhenti sampai tanah palestina kembali ke pangkuan muslimin. Mari rapatkan barisan. Songsong senjata dan bebaskan Al-Aqsha…!!!

Sumber: (kediaman.multiply/uknown)