Laman

Kamis, 05 Agustus 2010

Bete? Ngaji Aja!

Buat kamu yang lagi bete, rasanya emang nggak enak ati ye. Bawaannya
uring-uringan mulu, kepala nyut-nyutan, hilang mood deh. Terus sebel juga pas
ngeliat wajah-wajah yang kita nggak sukai. Phew, pokoknya kalo lagi bete rasanya
hilang semangat tuh. Lemes! Mau ngapa-ngapain juga bawaannya males.

Sobat muda muslim, kalo kita kena sindrombete, itu karena kita kehilangan
sesuatu yang bisa bikin kita seneng ati. Mungkin perlu ditanyain sama diri kamu
sendiri, kira-kira apa yang bikin kamu bete. Mungkin tentang teman yang
marahan sama kamu. Bisa juga bejibunnya tugas-tugas sekolah yang kayaknya kagak
ada abisnya. Suasana rumah yang berantakan; bukan cuma berantakan kondisi
fisiknya, tapi juga amburadul suasana hati para penghuninya. Ortu bawaannya
ma-rah-marah mulu, adik rewel aja. Pusing!

Eh, bisa juga bikin bete kalo kamu nggak ada kegiatan di luar rumah. Ngadem
di rumah mulu bisa bikin boring. Apalagi seharian nggak ada kawan yang nyapa.
Wuih, dunia rasanya sempit bin sumpek, dan kita merasa satu-satunya penghuni
yang jadi korban. Walah?

Kegiatan kamu yang itu-itu aja dan bertemu dengan kawan-kawanmu yang
tam-pangnya udah sering kita kenal adakalanya bisa bikin bete, lho. Tentu, jika
kegiatan itu nggak bikin kamu merasa tertantang untuk membuatnya lebih seru dan
dinamis. Sama bikin bosennya kalo ketemu temen-temen kita yang udah kita apal
banget, tapi dengan kualitas pertemuan nggak meningkat. Setiap ketemu cuma
ditanyain hal-hal yang formal doang. Nggak pernah basa-basi nanya kabar kamu;
kondisi fisik dan mental, keluarga, dan juga tentang kegiatan dirimu hari ini,
misalnya.

Yup, gimana pun juga, kita butuh teman dan orang yang bisa memberikan warna
dalam hidup kita supaya kita nggak cepet boring bin bete dalam ngejalanin
hidup ini. Ada yang bisa memberikan sentuhan-sentuhan untuk pikiran dan perasan
kita dengan beragam informasi en kegiatan yang menyenangkan. Tul nggak?

Nah sobat muda muslim, jika kamu udah mulai merasa bete karena alasan-alasan
tadi, dan mungkin juga alasan lainnya yang kebetulan belum sempat diungkap
di sini, bolehlah coba untuk ikutan ngaji aja.
Ngaji? Nggak salah neh? Bukankah malah tambah bikin bete tuh kegiatan? Ah,
nggak usah ngambek en nepsong dulu deh. Mendingan cobain aja. Nggak rugi kok
kalo kamu aktif ngaji. Malah bisa bikin enak ati. Karena kita dibimbing untuk
ngerti tujuan hidup kita. Lagian, selama ini belum ada tuh anak ngaji yang
bawaannya sutris melulu. Kalo pun ada, biasanya tuh bocah sulit nyetel dengan
komunitas anak ngaji. Kenapa sulit nyetel? Bisa aja niat gabungnya nggak
mantep. Jadi masih angin-anginan. Betul?

Oke deh, mungkin ada yang bertanya, kenapa dengan ngaji bisa bikin nggak
bete? Emang apa aja sih keuntungan kalo kita ngaji? Ini jawabannya:


Mengajarkan makna hidup

Sobat muda mus-lim, hidup dapat didefinisikan dari dua aspek. Per-tama,
aspek bi-ologis dan kedua, aspek sosiologis. Dari aspek bio-logis, hidup (al
hayah) seperti di-ungkapkan oleh Ghanim Abduh da-lam Naqdhul Isytirakiyah
al-Marksiyah (Kritik terhadap Sosialis-Marxis) adalah sesuatu yang maujud (ada)
dalam makhluk hidup (asy-syai‘u al-qaa‘im fi al- ka‘ini al-hayyi).

Dalam pengertian ini, hidup dipahami sebagai esensi alias intisari yang
membuat sesuatu menjadi hidup, yang membedakannya dengan benda-benda mati, baik
benda itu benda mati secara asli; kayak batu, maupun benda mati dalam arti
benda yang sebelumnya berasal dari benda hidup, seperti kayu. Nah lho, moga
kamu nggak bingung. Hehehe..

Hidup, dengan demikian, nampak dan eksis dengan berbagai tanda-tandanya,
seperti kebutuhan akan nutrisi, gerak, peka terhadap rangsangan, pertumbuhan,
dan perkembang-biakan. Lawan dari hidup dalam pengertian biologis ini, adalah
mati. Yakni tiadanya atau hilangnya tanda-tanda kehidupan pada sesuatu. Maka,
batu adalah benda mati karena tak ada satu pun tanda-tanda kehidupan padanya.
Demikian pula seseorang yang telah membujur kaku di kamar jenazah disebut
telah mati, karena telah hilang darinya tanda-tanda kehidupan yang semula
dimilikinya. Nah, yang lagi baca ini, masih hidup kan? Gubrakzz..!

Oya, kalo tadi secara biologis, sekarang berdasarkan sosiologis, yakni hidup
berkaitan erat dengan segala perbuatan manusia yang terwujud dalam seluruh
interaksi yang dilakukannya. Dengan pandangan yang demikian, hidup berarti
menyangkut seluruh aktivitas manusia dalam berbagai macam interaksinya satu sama
lain. Ketika manusia melakukan aktivitasnya dalam bidang ekonomi, politik,
sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain, berarti dia telah melakukan
interaksi dengan manusia lainnya. Artinya, dia telah menjalani atau “mengisi”
hidupnya.

Pertanyaannya, untuk apa sih kita hidup? Kalo kita ngaji, nanti bakalan
diajarkan tentang keberadaan kita di dunia ini. Dari mana kita berasal, untuk apa
kita hidup dunia, dan akan kemana kita setelah kehidupan dunia ini. Kalo
ditanya begini, kamu jangan ngeles dengan ngasih jawaban kayak lagu lawas ini:
“Jangan dita-nya, kemana aku pergi..” Hehehe (maksain banget nggak seh?)

Sobat muda muslim, kayaknya kita kudu mulai serius mikirin soal hidup ini.
Tapi juga nggak perlu tegang banget. Soal hidup ini, Allah Swt. berfirman:
“Hai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang
sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS al-Baqarah [2] : 21)

Nah, kalo kita nggak ngaji atau ogah belajar, nggak bakalan tahu tentang
makna hidup ini. Itu sebabnya, kalo kita udah tahu bahwa kita adalah makhluk
Allah dan diminta untuk menyembah-Nya sekaligus bertakwa, maka dijamin kita
nggak bakalan bete dalam hidup ini. Sesulit apapun kehidupan yang kita jalani,
kita bakalan menikmatinya dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah.
Insya Allah tidak akan pernah merasa bete.


Memberikan ketenangan

Suer, ini bukan sulap bukan sihir. Kalo kamu ikut ngaji, insya Allah hati
jadi tenang. Kok bisa sih? Begini sobat, komunitas anak ngaji itu bisa membantu
kita menghindari risiko-risiko gaul yang nggak sehat. Kalo kita gabung di
sana, kita dianggap sebagai mitra dan akan saling ngingetin kalo kita berbuat
lalai dan maksiat. Maklumlah manusia, meski udah tahu seluk-beluk dalil dan
hukum, ada aja lupa en teledornya.

Itu sebabnya, komunitas anak ngaji insya Allah akan memberikan bantuan
pertama kalo kita berbuat salah. Mereka yang akan mengingatkan kita dan senantiasa
menjalin persahabatan. Ikatan persahabatannya kuat karena dilandasi akidah
islamiyah.

Komunitas anak ngaji memungkinkan kita kagak nyeleweng dari ajaran Islam.
Aktivitas seks bebas dijauhi, dengan narkoba nggak bakalan coba-coba, termasuk
malu berbuat kriminal. Dalam komunitas ini, kamu pun bisa menjalin hubungan
baik dengan guru agama, dengan kakak pembina pengajian, dengan teman sebaya,
keluarga, bahkan dengan kawan yang bukan berasal dari sekolah kita. Kawan kita
jadi banyak dan tentunya dipenuhi dengan semangat kebersamaan dalam Islam.
Asyik bukan? Coba, gimana nggak tenang hidup ini.


Menumbuhkan kreativitas

Kalo udah kreatif, insya Allah nggak bakalan bete deh. Nah, dengan gabung di
komunitas anak ngaji, kita bakalan bisa mengukur dan menilai peran apa yang
bisa kita berikan untuk komunitas ini. Kita bisa ikut berpar-tisipasi dalam
aktivitas-aktivitas penuh arti dan memainkan peran penting. Percaya atau
tidak, sambil jalan kamu bakalan bisa ambil hik-mahnya. Salah satunya, bisa
mempelajari dan mempraktikkan cara-cara menyelesaikan masalah, mengambil keputusan,
dan menentukan sasaran hidup.

Bener lho, bergaul bersama dengan komunitas anak ngaji dan ikut serta dalam
beragam kegiatan yang digelar, bikin kita bisa lebih kreatif mengatasi
persoalan hidup. Maklumlah, yang namanya ngurus kegiatan itu berarti rela
mencurahkan segala upaya kita untuk maju bersama. Di sinilah kreativitas akan tumbuh.
Bahkan bisa lebih mendewasakan kita dalam bersikap. Nggak percaya? Ayo gabung
dengan komunitas anak ngaji! Insys Allah nggak bakalan nyesel. Pasti!


Memupuk jiwa sosial

Boleh percaya boleh tidak. Tapi kali ini kamu kudu percaya. Hehehe.. maksa
banget ya? Begini sobat, dengan ikutan ngaji dan punya club anak ngaji, jiwa
sosial kamu pun bisa terpupuk dengan baik. Di antaranya, menguta-makan dan
melayani orang lain.

Islam mengajarkan untuk saling menolong dalam kebaikan. Menolong teman yang
sedang dalam kesusahan adalah tanggung jawab kita dan itu perbuatan yang
mulia. Keberadaan orang lain di sekitar kita jangan dianggap sebagai bilangan
doang, tapi juga kudu diper-hitungkan. Kalo mereka membutuhkan uluran kita, ya
kita kudu peduli. Sabda Rasulullah saw.: “Barangsiapa yang melapangkan suatu
kesulitan di dunia bagi seorang mukmin, maka Allah pasti akan melapangkan
baginya suatu kesulitan di hari Kiamat.” (HR Muslim)

Nah, dengan terpupuknya jiwa sosial kita, insya Allah kita nggak bakalan
lagi merasa bete kalo kita sedang dalam keadaan susah. Dengan menengok ke
kalangan bawah, ternyata kita masih bisa makan dan minum dengan layak ketimbang
mereka. Itu arti-nya, nggak adil kalo kita ma-sih bete dengan berkeluh kesah
soal hidup. Bahkan se-baliknya, kita akan me-nolong mereka yang kondisinya lebih
bu-ruk dari kita. Jadi, kalo kita nggak ngaji, mana tahu soal ini.


Memantapkan stabilitas

Sobat muda muslim, kalo kita ngaji dan bergabung dengan genk anak ngaji,
bisa membuat hidup kita stabil. Harus kita akui bahwa se-panjang hidup kita,
banyak hal bakal berubah. Kamu akan lulus sekolah, mungkin juga pergi
meninggalkan rumah untuk kos di tempat kuliahmu nanti, atau mungkin bekerja. Belum lagi
kalo terus berpindah-pindah tempat tinggal dan bekerja di lebih satu tempat,
kita akan banyak menemukan yang serba baru.

Kondisi seperti ini, seringkali bikin bete kan? Mungkin kudu memulai lagi
dari awal untuk menata pergaulan dengan lingkungan sekitar. Butuh waktu yang
nggak sebentar euy. Tapi yakinlah, kalo kamu gabung dengan komunitas anak
ngaji, dan ikut kajian di sana, kamu bakalan nggak bete. Kenapa?
Karena di mana pun kamu berada bakalan ketemu orang-orang yang menganut
nilai-nilai yang sama dan berjuang untuk tujuan yang sama. Ini akan membuat kita
punya motivasi yang tak ada habisnya sepanjang hidup kita. Di mana pun dan
kapan pun. Insya Allah stabil, aman, dan terkendali.

Oke deh, semoga beberapa keuntungan ngaji dan gabung dengan komunitas anak
ngaji ini bisa membuatmu kagak bete lagi. Sebaliknya, kita songsong kehidupan
masa depan yang lebih baik. Apalagi jika tujuan kita selama ngaji tercapai,
yakni ingin melanjutkan kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah
Islamiyah. Wuih, senengnya bisa ikutan ber-juang. Jadi, ngaji yuk! Heu…euh!

1 komentar: